7-Pemborosan: TIM WOOD

Tujuh pemborosan berasal dari di Jepang, pemborosan dikenal sebagai “MUDA”. “7-MUDA” adalah alat untuk mengidentifikasi “pemborosan” yang dikembangkan oleh seorang pemimpin di Toyota, Mr. Taiichi Ohno.


Why not make the work easier and more interesting so that people do not have to sweat? The Toyota style is not to create results by working hard. It is a system that says there is no limit to people’s creativity. People don’t go to Toyota to ‘work’ they go there to ‘think’. ~ Taiichi Ohno ~ (1912-1990)







Adalah inti dari Toyota Production System (TPS) yang juga dikenal sebagai Lean Manufacturing atau sistim produksi Just In Time (JIT)

Manufaktur produk secara signifikan masing-masing berbeda di antara pabrik satu dengan yang lainnya, namun pemborosan khas yang ditemukan di dalam lingkungan manufaktur tidaklah berbeda. Di setiap jenis pemborosan yang terjadi, ada strategi untuk mengurangi atau mengeliminasi efeknya bagi perusahaan yang secara keseluruhan akan memperbaiki kinerja dan mutu.


- Berbagai Video Tujuh Pemborosan di Pabrik -


Tujuh pemborosan terdiri dari :






1


Transporting

T

2


Inventory

I

3


Motion

M

4


Waiting

W

5


Overproduction

O

6


Overprocessing

O

7


Defects

D

Di dalam buku 'The Toyota Way', Jeffrey K. Liker menuliskan karyawan yang tidak diberdayakan (Underutilization) ditambahkan menjadi delapan pemborosan.

Perusahaan mempekerjakan karyawannya untuk menjadi cekatan dan berotot kuat, tetapi mereka mengabaikan bahwa untuk mencapai hasil yang baik dari pekerjaan sehari-hari, para karyawan memerlukan kebebasan dalam berpikir. Misalnya berpikir inovatif, memunculkan ide-ide kreatif, bagaimana berpikir lebih baik di masa yang akan datang bukan hanya memikirkan masalah-masalah yang terjadi di masa yang lalu. Hanya dengan memberdayakan kreativitas karyawan maka perusahaan bisa mengeliminasi tujuh pemborosan yang lainnya dan secara terus-menerus memperbaiki kinerja mereka.

Banyak terjadi perubahan-perubahan dalam tahun-tahun belakangan ini yang mendorong organisasi menjadi perusahaan kelas dunia. Langkah pertama dalam mencapai cita-cita tersebut adalah mengenali dan mengeliminasi tujuh pemborosan. Seperti yang terjadi di Toyota dan perusahaan kelas dunia yang lainnya, mereka telah menyadari bahwa Pelanggan hanya akan membayar hasil dari kerja bernilai tambah bukan pemborosan.




0 comments:

Post a Comment

About Us

Mengawali tahun 2000 sebagai konsultan senior, Cakra telah menfasilitasi penerapan-penerapan ‘Shopfloor Improvement’ di berbagai kelompok industri baik lokal maupun internasional di Indonesia. Seluruh kegiatannya selalu dimulai dengan memfasilitasi Penerapan 5R di pabrik, di bengkel, di gudang, di laboratorium, di kantor atau di perusahaan jasa.

S I K A T I N ®

Cakrawijaya memulai perjalanan karirnya dengan pendekatan cara orang belajar naik sepeda. Berbekal pengalaman jatuh bangun yang sangat berharga ini, ia belajar langsung dari sumbernya di perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia, Jepang dan Jerman, ‘shopfloor' adalah tempat ia berkarya, termasuk berguru dari guru-guru dan mentor yang hebat-hebat disana. Tumbuh, berkembang dan sangat mencintai pekerjaannya di dalam mentransfer ilmu yang didapatkan di ‘shopfloor'. Meyakini bahwa melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang mampu meningkatkan produktivitas kerjanya adalah cara untuk unggul di dalam persaingan yang ketat dan tuntutan pada perubahan yang begitu cepat. Dengan berbagi pengalaman dan pemahamannya, semoga rekan-rekan para praktisi di shopfloor akan mendapatkan manfaat dari sini, Aamiin.

Get In Touch