3. ringkaS

 

ringkaS adalah hanya item-item yang diperlukan saja yang berada di area kerja dan jumlahnya tidak berlebihan. 


Sasaran : Menyingkirkan semua barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja kemudian memformulasikan kebijakan untuk mencegah masalah pada sumbernya

Kunci :Label Merah

TPS : Tempat Penyimpanan Sementara

Standar ringkaS


ringkaS merupakan tahapan kegiatan yang paling menentukan dan tidak mudah dalam implementasinya. Salah satu kunci keberhasilan penerapan 5R di dalam menjadikan 5R sebagai budaya kerja perusahaan ada di langkah ini. 60% alokasi waktu kegiatan penerapan 5R di tempat kerja ada di langkah ini. Langkah berikutnya tidak akan menjadi efektif apabila di langkah ringkaS ini tidak berhasil dilaksanakan hingga menghasilkan Standar ringkaS.


Berikut adalah beberapa contoh yang menghambat di dalam tahapan ringkaS sehingga penerapan ini tidak berhasil dengan baik :

    • Tidak mampu membedakan item-item apa yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan.

    • Tidak mampu memutuskan barang-barang yang harus disingkirkan dari area kerja, sehingga item yang berstatus ragu-ragu lebih banyak daripada item yang sebenarnya diperlukan.

    • Mental "Nanti kalau..." dimana selalu melebih-lebihkan ("lebay") apa saja yang perlu dipesan, disimpan maupun dalam menghasilkan sesuatu.

    • Trauma di masa lalu karena pada suatu saat pernah disingkirkan ternyata masih diperlukan di kemudian hari.

    • Adanya rasa sayang atau tingkat keterikatan emosional yang tinggi terhadap barang yang tidak diperlukan.

    • Terlampau lama dalam meng-eksekusi item-item yang tidak diperlukan karena masih mengharapkan keuntungan dari hasil penjualan item-item tersebut.


“Most people are prisoners, thinking only about the future or living in the past. They are not in the present, and the present is where everything begins.” - Carlos Santana


Agar kegiatan ringkaS ini menjadi lebih efektif dalam penerapannya, maka program dibuat menjadi tiga tahapan sebagai berikut:

    1. Penerapan ringkaS, kegiatan ini diselenggarakan di tempat kerja yang belum pernah melakukan pemilahan terhadap item-item yang ada. Kegiatan memberdayakan setiap karyawan untuk turut menetapkan Apa dan Berapa banyak barang yang disimpan di area kerjanya.

    2. Perawatan ringkaS, STANDAR ringkaS diciptakan di dalam tahapan ini dan kegiatan audit mandiri serta kegiatan perbaikan tempat kerja mengembalikan ke kondisi standarnya.

    3. Pemantapan ringkaS, Disiplin Diri dari setiap karyawan dalam menjalankan KAIZEN ringkaS secara berkesinambungan menuju ke Organisasi yang lebih ramping. Tidak hanya menyingkirkan item-item barang yang tidak diperlukan saja, tetapi juga sudah memulai fokus eliminasi kepada aktivitas tidak bernilai tambah, prosedur kerja yang menghambat kelancaran proses dan birokrasi juga menjadi sasaran eliminasi. 


Diagram 3 : Diagram Aliran Proses ringkaS.


Gambar 3 : Rencana Penerapan ringkaS.


Pada saat memulai penerapan ringkaS, sambil menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan, juga melakukan pembersihan awal terhadap akumulasi debu dan kotoran yang melekat di sekitarnya. Namun pembersihan awal ini bukanlah pembersihan menyeluruh yang akan dilaksanakan di dalam penerapan RESIK.


"Intinya adalah, jika Anda tidak menggunakannya atau membutuhkannya, itu berantakan, harus pergi dan berantakan itu tidak lebih dari keputusan yang ditunda"



0 comments:

Post a Comment

About Us

Mengawali tahun 2000 sebagai konsultan senior, Cakra telah menfasilitasi penerapan-penerapan ‘Shopfloor Improvement’ di berbagai kelompok industri baik lokal maupun internasional di Indonesia. Seluruh kegiatannya selalu dimulai dengan memfasilitasi Penerapan 5R di pabrik, di bengkel, di gudang, di laboratorium, di kantor atau di perusahaan jasa.

S I K A T I N ®

Cakrawijaya memulai perjalanan karirnya dengan pendekatan cara orang belajar naik sepeda. Berbekal pengalaman jatuh bangun yang sangat berharga ini, ia belajar langsung dari sumbernya di perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia, Jepang dan Jerman, ‘shopfloor' adalah tempat ia berkarya, termasuk berguru dari guru-guru dan mentor yang hebat-hebat disana. Tumbuh, berkembang dan sangat mencintai pekerjaannya di dalam mentransfer ilmu yang didapatkan di ‘shopfloor'. Meyakini bahwa melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang mampu meningkatkan produktivitas kerjanya adalah cara untuk unggul di dalam persaingan yang ketat dan tuntutan pada perubahan yang begitu cepat. Dengan berbagi pengalaman dan pemahamannya, semoga rekan-rekan para praktisi di shopfloor akan mendapatkan manfaat dari sini, Aamiin.

Get In Touch